Aku tidak menghendaki kendaran mewah
ini
Untuk
melukiskan ketinggian dan keutamaan seorang Umar bin Abdul Aziz rahimahullah
maka dapat kita dapati dari beberapa perkataan orang orang pilihan pada
zamannya diantaranya Imam Tirmidzi pernah meriwayatkan sebuah atsar dari Amirul
Mukminin Umar bin Khattab r.a bahwa beliau pernah berkata “Dari anakku
akan lahir seorang lelaki yang menyerupaiku dari segi keberaniannya dan akan
memenuhi dunia dengan keadilan”
Imam Atha’ rahimahullah juga telah berkata “Umar Abdul Aziz mengumpulkan para fuqaha’ setiap malam. Mereka saling ingat memperingati di antara satu sama lain tentang mati dan hari qiamat, kemudian mereka sama-sama menangis kerana takut kepada azab Allah” dan Hassan al-Qishab telah berkata ”Aku melihat serigala diternak bersama dengan sekumpulan kambing di zaman Khalifah Umar Ibnu Aziz”
Imam Atha’ rahimahullah juga telah berkata “Umar Abdul Aziz mengumpulkan para fuqaha’ setiap malam. Mereka saling ingat memperingati di antara satu sama lain tentang mati dan hari qiamat, kemudian mereka sama-sama menangis kerana takut kepada azab Allah” dan Hassan al-Qishab telah berkata ”Aku melihat serigala diternak bersama dengan sekumpulan kambing di zaman Khalifah Umar Ibnu Aziz”
Memang
Allah telah mempersiapkan suatu masa yang penuh dengan carut marut dalam
menegakkan system kehidupan masyarakat yang sesuai dengan nilai nilai Islam
pada seseorang yang tepat. Dia adalah Umar kedua atau seorang Khalifah yang
mashur dari Bani Umayyah yaitu Umar bin Abdul Aziz. Sebagai gambaran sederhana
dari kesungguhan seorang Umar bin Abdul Aziz dalam mencontoh teladan Rasulullah
dan para Khulafaur Rasyidin yang empat dapat kita lihat dari kisah awal kepemimpinan
beliau yang penuh dengan nilai nilai seorang pemimpin sejati.
Hari itu
Umar bin Abdul Aziz baru saja dilantik sebagai Khalifah dan ia menyempatkan
berziarah kemakam Sulaiman bin Abdul Malik, khalifah Bani Umayyah sebelumnya.
Berdasarkan wasiat al marhum, Umar bin Abdul Aziz menduduki jabatan khalifah.
Baru saja Umar bangkit berdiri, tiba-tiba ia mendengar suara sesak orang yang
kumpul sangat banyak. “Ada apa?”, tanya Khalifah Umar bin Abdul Aziz.
“Kami
telah menyediakan kendaraan dinas untuk Anda, wahai Amirul Mukminin,” ujar
salah seorang sambil menunjuk sebuah kereta kuda yang indah dan khusus
disiapkan untuk sang khalifah.
“Aku tidak
menghendaki kendaran mewah ini. Kembalikan ia pada tempatnya dan jauhkan ia
dariku. Semoga Allah memberkahi kalian.” Jawab sang Khalifah dan ia kemudian
berjalan ke arah seekor keledai yang menjadi tunggangannya selama ini.
Belumlah
usai keheranannya atas kereta kuda yang telah disiapkan untuknya tiba tiba
serombongan pengawal datang berbaris mengawal di belakangnya. Di tangan masing
masing tergenggam tombak tajam mengkilat. Mereka siap menjaga sang khalifah
dari marabahaya.
Melihat
keberadaan pasukan itu, Umar menoleh heran dan berkata, “Aku tidak membutuhkan
kalian. Aku hanyalah orang biasa dari kalangan kaum Muslimin. Aku berjalan pagi
hari dan sore hari sama seperti rakyat biasa.”
Selanjutnya,
Umar bin Abdul Aziz berjalan bersama orang-orang menuju masjid. Dari
segala penjuru orang orang pun berdatangan. Ketika mereka sudah berkumpul, Umar
bin Abdul Aziz berdiri. Setelah memuji Allah dan bershalawat pada Nabi dan para
sahabatnya, ia berkata, ‘Wahai manusia, sesungguhnya aku mendapat cobaan dengan
urusan ini (khilafah) yang tanpa aku dimintai persetujuan terlebih dulu,
memintanya atau pun bermusyawarah dulu dengan kaum Muslimin. Sesungguhnya, aku
telah melepaskan baiat yang ada di pundak kalian untukku. Untuk selanjutnya
silakan pilih dari kalangan kalian sendiri seorang khalifah yang kalian
ridhai.’
Mendengar
ucapannya itu, orang orang pun berteriak dengan satu suara, “Kami telah
memilihmu, wahai Amirul Mukminin. Kami ridha terhadapmu. Aturlah urusan kami
dengan karunia dan berkah Allah.’
Kemudian
jamaah kaum muslimin yang lain berdiri dan menyatakan dukungannya atas
kepemimpinan beliau dan kemudian pekikan takbir menggaung diantara dinding
dinding masjid. Secercah cahaya kemuliaan telah bersinar dihari itu. Cahaya
kemuliaan yang bersinar terang selama dua tahun. Dua tahun yang penuh
kemakmuran. Kemakmuran yang selama ini dirindukan oleh masyarakat Islam dan
lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar